Minggu, 12 Juni 2011

Perjalanan Menelusuri Hutan Alur Mancang Lembah Seulawah



Sebelumnya sekitar dua tahun yang lalu saya berkeinginan untuk bisa menjelajah salah satu sisi  gunung selawah, dan akhirnya keinginan tersebut tercapai setelah sebuah LSM lokal PASTI yang bekerjasama dengan LSM CAJP dan FAMS  (forum Alur Mancang Sare) mengadakan kegiatan penanaman pohon yang dinamai dengan solidarity for Green.
Kegiatan Penanaman tersebut diadakan pada hari sabtu pagi, Rombongan kami bertolak dari Banda aceh ke Saree. Rute kami diawali di Green sare sebuah rumah makan di sare yang sedang mengembangkan fasilitas outbond. Di sana kami telah disambut oleh para pengurus FAMS sebagai penunjuk jalan, yaitu suatu forum yang bergerak dalam konservasi hutan yang salah satunya guna  memenuhi kebutuhan warga desa akan air bersih yang juga berperan sebagai pengelolaan kawasan tangkapan airnya. Kegiatan ini juga dikuti oleh beberapa anak sekolah pertanian Saree yang masih duduk di kelas dua yang berjumlah sekitar 20 orang. Kami pun langsung mengepak bibit-bibit  pohon trembesi, tanjung dan mahoni ke dalam karung  beras untuk dibawa ke Hutan dan di tanam di sana. Perjalan kami dimulai sekitar jam 10 pagi , Masing-masing membawa satu sampai dua karung yang berisi bibit pohon yang akan ditanami, ada juga yang membawa cangkul, parang, minuman kemasan, nasi dan kue untuk bekal di atas.
Kami menelusuri jalur menanjak sekitar 300-80melewati pohon dan semak belukar disamping lahan yang telah dipagari dengan pagar kawat sepanjang kurang lebih 500 meter. Jalan yang tidak dibayangkan sebelumnya dimana kami kadang harus melewati batang pohon yang tumbang dengan lebar jalan yang hanya sekitar 30 cm, karena di kanan dibatasi dengan pagar kawat berduri sedangkan dikiri kadang berupa rumput tinggi.  Beberapa dari kami sempat ngos- ngosan karena selain medan yang dilalui cukup menanjak ditambah beban bibit yang harus kami bawa. Setelah berjalan selama lima belas menit lebih akhirnya kami pun mesti berhenti untuk beristirahat  di jalan yang cukup menanjak yang dekat dengan alur air, dimana air tampak membasahi tanah dan membuat jalanan yang kami lewati becek. Tidak jauh dari tempat kami beristirahat ternyata merupakan lokasi pertama tempat kami akan menanan bibit pohon tersebut. Tempat tersebut tadinya dirambah oleh orang untuk dijadikan kebun. Namun setelah diberi pengertian akhirnya perambahan tersebut berhenti. Kawasan tersebut yang tadinya telah dibabat habis akhirnya ditanami kembali dan terlihat telah tumbuh beberapa pohon. Setelah istirahat sejenak kami langsung menyebar di daerah sekitar dan menggali lubang untuk ditanami bibit. Setelah dirasa cukup kami meneruskan perjalanan.
Di sepanjang jalur yang kami lewati terlihat pipa-pipa besi yang rupanya merupakan pipa yang belakangan kami ketahui adalah pipa yang dipasang oleh masyarakat untuk mengalirkan air dari kawasan mata air seulawah ke rumah-rumah masyarakat sare. Rupanya tidak seperti kawasan gunung lain semisal tangse yang airnya melimpah karena banyak terdapat sungai. Perjalan dilanjutkan, medannya tidak terlalu menanjak lagi tapi lebih berkelok-kelok. Sepanjang jalan kadang saya menemukan batang pohon kecil yang diberi cat merah dan angka untuk penanda jalan. Di depan saya selain teman-teman yang membawa bibit saya melihat seorang bapak tua yang kemudian saya ketahui adalah seorang ketua monitoring yang darinya saya mendapat beberapa cerita, tampak membawa dua plastik besar berisi nasi bungkus untuk makan siang kami. Bapak tersebut berumur sekitar lima puluh lebih tapi sangat sigap membawa beban pada medan yang menanjak tersebut.

Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan akhirnya kami sampai disebuah kawasan yang dipenuhi pohon-pohon tinggi, tanahnya seperti permadani karena hampir keseluruhan ditutupi oleh daun-daun yang telah menggering, yang sering disebut dengan serasah (lantai hutan). Serasah sendiri sebenarnya adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Udaranya sangat sejuk dan disitu terdapat suatu jambo kecil yang sudah usang. Kami pun langsung beristirahat dan melepas lelah. Sembari beristirahat saya dan teman- teman berbincang dengan pengurus fams, dari dia saya tahu bahwa jalur yang kami lewati merupakan jalur tengah dari hutan alur mancang yang keseluruhannya memiliki luas sekitar 600 ha, biasanya pada bulan Juli dan Agustus dijalur ini sering dilewati oleh binatang hutan semisal harimau, tupai hutan, monyet dan lain sebagainya. Sedangkan pada bulan Desember merupakan musim pohon berbuah. Dia juga bercerita bahwa mereka sering menyusuri hutan alur mancang dua bulan sekali untuk proses monitoring. Tidak jauh dari tempat kami duduk ada sebuah pohon beringin besar, dulu ada sebatang pohon beringin besar lain yang tumbuh pada jalan yang kami lewati, namun pohon tersebut tinggal kenangan karena telah dibabat oleh orang yang tidak bertanggungjawab padahal pohon beringin Beringin (Ficus spp.) merupakan spesies yang memiliki nilai ekologi sangat tinggi peranannya pada kawasan hutan. Beringin selain berfungsi sebagai tanaman penjaga erosi tanah dan penyimpan cadangan air juga merupakan tanaman yang sangat disukai sebagai habitat satwa liar. Beringin merupakan tanaman yang memiliki struktur perakaran yang dalam dan akar lateral yang mencengkram tanah dengan baik.,sehingga mampu menyimpan cadangan air pada musim penghujan dengan baik dan mengeluarkannya pada musim kemarau secara teratur sehingga bila ditebang dapat mengurangi salah satu sumber mata air.
Setelah beristirahat dan makan siang, kami lalu meneruskan kegiatan penanaman pohon disekitar tempat peristirahatan tadi di daerah yang dilewati oleh alur air agar bibit diharapkan tumbuh dengan baik. Setelah bibit habis ditanam secara keseluruhan, kamipun menelusuri jalan untuk kembali. Saat jalan pulang baru terasa lelah yang menghimpit urat otot-otot pergelangan kaki. Namun semua terbayar mengingat bibit yang kami tanam nantinya akan tumbuh besar dan berguna untuk kelangsungan ekosistem hutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar